Sabtu, 28 April 2012

Keamanan Jaringan Wireless


Keamanan Jaringan Wireless
            Masalah keamanan jaringan selalu menjadi prioritas penting dalam pengembangan jaringan baik wired maupun wireless. WLAN mempunyai kemampuan fleksibilitas pengembangan yang sangat tinggi. Akan tetapi fiktur ini  justru menimbulkan beberapa keterbukaan yang potensial terhadam adanya  akses-akses yang tidak diingnkan. Untuk itu, beberpa teknologi keamanan jaringan telah dikembangkan dengan berbagai tingkatan proteksi untuk keperluan jaringan wireless dari home user hingga skala besar. Dalam hal ini saya akan membahas tentang Keamanan Jaringan WLAN 802.11
Keamanan Jaringan WLAN 802.11
Spesifikasi IEEE 802.11 menunjukkan beberapa layanan yang menyediakan lingkungan operasi yang aman. Layanan keamanan disediakan sebagian besar oleh protocol Wired Equivalent Privacy (WEP) untuk melindungi link level data selama transmisi wireless antara klien dan access point. WEP tidak menyediakan keamanan end-to-end, tapi hanya untuk bagian wireless dari koneksi 


Fitur-Fitur Keamanan Jaringan WLAN 802.11

Ada tiga layanan kemanan dasar yang ditentukan oleh IEEE untuk lingkungan WLAN adalah
sebagai berikut :
   Otentifikasi. Tujuan utama dari WEP adalah untuk menyediakan layanan keamanan untuk memastikan identitas lokasi klien yang berkomunikasi. Ini menyediakan kontrol bagi jaringan dengan menolak akses ke stasion klien yang tidak dapat memberika otentifikasi secara benar. Layanan ini menangani pertanyaan,”Apakah hanya orang-orang yang berhak yang diijinkan untuk mendaptkan akses ke jaringan saya ?”
Kerahasiaan. Kerahasiaan, atau privasi, adalah tujuan kedua WEP. Ini dibuat untuk menyediakan “privasi yang diperoleh pada jaringan kabel.” Maksudnya adalah untuk mencegah bocornya informasi dengan cara menguping (serangan pasif). Layanan ini, secara umum, menangani pertanyaan,”Apakah hanya orangorang yang berhak yang diijinkan melihat data saya ?”
  Integritas. Tujuan lain dari WEP adalah layanan keamanan yang dibuat untuk memastikan bahwa pesan tidak dirubah sewaktu pengiriman antara klien wireless dan access point dalam serangan aktif. Layanan ini menangani pertanyaan,”Apakah data yang datang ke atau keluat jaringan dapat dipercaya ? Apakah data ini telah dirusak ?”
         Penting untuk dicatat bahwa standar tidak menangani layanan keamanan lain seperti
         audit, otorisasi, dan pengakuan.

Otentifikasi Jaringan WLAN  802.11

Spesifikasi IEEE 802.11 menentukan dua cara untuk memvalidasi pengguna wireless yang mencoba untuk mendapatkan akses ke jaringan kabel: otentifikasi open-system dan otentifikasi shared-key. Otentifikasi shared-key didasarkan pada kriptografi, dan yang lainnya tidak. Teknik otentifikasi open-system bukan benar-benar otentifikasi; access point menerima stasion bergerak tanpa memverifikasi identitas stasion. Harus juga dicatat bahwa otentifikasi hanya satu arah yaitu hanya stasion bergerak yang di otentifikasi. Stasion bergerak harus percaya bahwa dia sedang berkomunikasi dengan AP nyata. Sistem klasifikasi (taksonomi) teknik ini untuk 802.11 


Dengan otentifikasi open system, klien diotentifikasi jika dia merespon dengan alamat MAC selama keduanya bertukar pesan dengan access point. Selama pertukaran, klien tidak divalidasi tapi hanya merespon dengan kolom yang benar pada saat pertukaran pesan. Nyatanya, tanpa validasi kriptografis, otentifikasi open-system sangat rentan terhadap serangan dan mengundang akses yang tidak berhak. Otentifikasi open-system adalah satu-satunya bentuk otentifikasi yang dibutuhkan oleh spesifikasi 802.11. Otentifikasi shared-key adalah teknik kriptografis untuk otentifikasi. Ini adalah skema “challenge-response” sederhana berdasarkan pada apakah klien mempunyai pengetahuan tentang rahasia shared. Pada skema ini, seperti digambarkan pada gambar 3, teguran acak dihasilkan oleh access point dan dikirimkan ke klien wireless. Klien, dengan menggunakan kunci kriptografis yang di shared dengan AP, mengenkrip teguran ini (atau
disebut “nonce” dalam bahasa keamanan) dan mengembalikan hasilnya ke AP. AP
mendekrip hasil yang dikirimkan oleh klien dan memungkinkan akses hanya jika nilai yang didekrip sama dengan teguran acak yan dikirimkan. Algoritma yang digunakan dalam perhitungan kriptografi dan untuk pembuatan teks teguran 128 bit adalah RC4 stream chipher yang dibuat oleh Ron Rivest dari MIT. Harus dicatat bahwa metoda otentifikasi yang dijelaskan diatas adalah teknik kriptografi yang belul sempurna, dan ini tidak menyediakan otentifikasi dua arah. Yaitu, klien tidak mengotentifikasi AP, dan karena itu tidak ada keyakinan bahwa klien sedang berkomunikasi dengan AP dan jaringan wireless yang sah. Juga penting dicatat bahwa skema challenge-response sepihak dan sederhana diketahui lemah. Mereka mengalami banyak serangan dari orang-orang yang tidak berpengalaman. Spesifikasi IEEE 802.11 tidak memerlukan otentifikasi shared-key.


Privasi Jaringan WLAN 802.11

Standar 802.11 mendukung privasi (kerahasiaan) melalui penggunaan teknik kriptografis untuk interface wireless. Teknik kriptografis WEP untuk kerahasiaan juga menggunakan algoritma RC4 symmetric-key, stream chipper untuk membuat urutan data semi acak. “Key stream” ini cukup dengan ditambah modulo 2 (eksklusif OR) ke data yang akan dikirmkan. Melalui teknik WEP, data dapat dilindungi dari pengungkapan selama pengiriman melalui hubungan wireless. WEP diterapkan ke semua data diatas lapisan WLAN 802.11 untuk melindungi lalulintas seperti Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP), Internet Packet Exchange (IPX), dan Hyper Text Transfer Protocol (HTTP). Seperti ditentukan pada standar 802.11, WEP mendukung hanya ukuran kunci kriptografis 40 bit untuk shared key. Tapi, banyak vendor menawarkan ekstensi WEP yang tidak standar yang mendukung panjang key dari 40 bit hingga 104 bit. Setidaknya satu vendor mendukung ukuran key 128 bit. Kunci WEP 104 bit, misalnya, dengan
Initialization Vector (IV) 24 bit menjadi key RC4 128 bit. Secara umum, semuanya sama, kenaikan ukuran key meningkatkan keamanan dari teknik kriptografis. Tapi, selalu dimungkinkan bahwa kekurangan penerapan atau kekurangan rancangan menjadikan key yang panjang menurun keamanannya. Penelitian telah menunjukkan bahwa ukuran key lebih besar dari 80 bit, membuat pemecahan kode menjadi hal yang tidak mungkin. Untuk key 80 bit, jumlah key yang mungkin-dengan ruang key lebih dari 10- melampaui daya perhitungan. Pada pelaksanaannya, sebagian besar penggunaan WLAN tergantung pada key 40 bit. Lebih lanjut, serangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa pendekatan WEP untuk privasi rentan terhadap serangan tertentu tanpa memandang ukuran key. Tapi, komunitas standar kriptografis dan vendor WLAN telah membuat WEP yang telah ditingkatkan, yang tersedia sebagai penerapan pra standar vendor tertentu. Privasi WEP digambarkan secara konsep 

Integritas Jaringan WLAN 802.11

Spesifikasi IEEE 802.11 juga menguraikan alat untuk menyediakan integritas data pada pesan yang dikirmkan antara klien wireless dan access point. Layanan keamanan ini dirancang untuk menolak setiap pesan yang telah dirubah oleh musuh aktif “ditengah”. Tenik ini menggunakan pendekatan Cyclic Redundancy Check terenkripsi sederhana. Seperti digambarkan pada diagram diatas, CRC-32, atau urutan pengecekan frame, dihitung pada masing-masing payload sebelum transmisi. Paket yang dibungkus integritas kemudian dienkripsi menggunakan key stream RC4 untuk menyediakan ciphertext message. Pada bagian penerima, dekripsi dilakukan dan CRC dihitung ulang pada pesan yang diterima. CRC yang dihitung pada bagian penerima dibandingkan dengan yang dihitung pada pesan asli. Jika CRC tidak sama, yaitu, “diterima dengan kesalahan”, ini akan mengindikasikan pelanggaran integritas dan paket akan dibuang. Seperti dengan layanan privasi, integritas 802.11 rentan terhadap serangan tertentu tanpa memandang ukuran kunci. Kekurangan mendasar dalam skema integritas WEP adalah CRC sederhana bukan mekanisme aman secara kriptografis seperti hash atau kode otentifikasi pesan. Sayangnya, spesifikasi IEEE 802.11 tidak menentukan alat apapun untuk manajemen key (penanganan daur hidup dari key kriptografis dan materi terkait). Oleh karena itu, pembuatan, pendistribusian, penyimpanan, loading, escrowing, pengarsipan, auditing, dan pemusnahan materi itu diserahkan pada WLAN yang dipakai. Manajemen key pada 802.11 diserahkan sebagai latihan bagi pengguna jaringan 802.11. Sebagai hasilnya, banyak kerentanan dapat dimasukkan ke lingkungan WLAN. Kerentanan ini termasuk kunci WEP yang tidak unik, tidak pernah berubah, default pabrik, atau kunci lemah (semua nol, semua satu, berdasarkan pada password yang mudah ditebak, atau polapola lain yang mudah). Sebagai tambahan, karena manajemen key bukan merupakan bagian dari spesifikasi 802.11 asli, karena distribusi key tidak terselesaikan, maka WLAN yang diamankan dengan WEP tidak terjaga dengan baik. Jika sebuah perusahaan mengetahui kebutuhan untuk sering merubah key dan membuatnya acak, maka ini
merupakan tugas berat pada lingkungan WLAN yang besar. Sebagai contoh, kampus besar bisa mempunyai AP sebanyak 15.000. Pembuatan, pendistribusian, loading, dan pengaturan key untuk lingkungan seukuran ini merupakan tantangan yang cukup berat. Sudah disarankan bahwa satu-satunya cara untuk mendistribusikan key pada lingkungan dinamis yang besar adalah dengan mengumumkannya. Tapi, tenet kriptografi dasar adalah bahwa key kriptografis tetap rahasia. Karena itu kita mempunyai dikotomi. Dikotomi ini ada untuk setiap teknologi yang menolak untuk menangani masalah distribusi key.

Kebutuhan dan Ancaman Keamanan

Seperti dibicarakan diatas, industri WLAN 802.11 atau WiFi sedang berkembang dan
sekarang sedang mendapatkan momentumnya. Semua indikasi ini menunjukkan bahwa
pada tahun-tahun mendatang banyak organisasi akan menggunakan teknologi WLAN
802.11. Banyak organisasi, termasuk toko, rumah sakit, Bandar, dan perusahaan,
berencana untuk membelanjakan uangnya pada wireless. Tapi, meskipun sudah sangat
berkembang dan sukses, semuanya masih tergantung pada WLAN 802.11. Sudah ada
banyak laporan dan paper menggambarkan serangan pada jaringan wireless 802.11 yang
menyebabkan organisasi mempunyai resiko keamanan.
Gambar 5 menyediakan taksonomi umum dari serangan keamanan untuk membantu
organisasi dan pengguna mengerti beberapa serangan terhadap WLAN.


Serangan keamanan jaringan biasanya dibagi menjadi serangan pasif dan aktif. Dua kelas
ini dibagi lagi menjadi beberapa tipe serangan lain. Semua dibicarakan dibawah ini :
Serangan Pasif. Sebuah serangan dimana pihak yang tidak berhak mendapatkan
akses ke suatu asset dan tidak merubah isinya (misalnya menguping). Serangan pasif dapat berupa menguping atau analisis lalulintas (kadang disebut analisis aliran lalulintas).
o Menguping. Penyerang memonitor transmisi isi pesan. Sebuah contoh dari
  ini adalah seseorang mendengarkan transmisi pada LAN antara dua workstasion atau mencari frekwensi transmisi antara handset wireless dan base station.
o Analisis lalulintas. Penyerang, dengan cara yang lebih tak terlihat, mendapatkan intelijen  dengan memonitor transmisi mengenai pola komunikasi. Banyak informasi yang dibawa pada aliran pesan antara pihak-pihak yang berkomunikasi.
Serangan Aktif. Sebuah serangan dimana pihak yang tidak berhak membuat perubahan pada sebuah pesan, data stream, atau file. Dimungkinkan untuk mendeteksi tipe serangan tapi ini mungkin tidak bisa dicegah. Serangan aktif bias dalam salah satu bentuk dari empat tipe yang ada: masquerading, replay, perubahan pesan, dan penolakan layanan (DoS).
o Masquerading. Penyerang seolah-olah pengguna yang berhak dan karena itu mendapatkan    privilege tertentu yang bukan haknya.
o Replay. Penyerang memonitor transmisi (serangan pasif) dan mengirimkan lagi pesan sebagai   pengguna yang sah.
o Perubahan pesan. Penyerang merubah pesan yang sah dengan menghapus, menambah, merubah, atau merubah urutannya.
o Penolakan layanan. Penyerang mencegah atau melarang pengguna atau manajemen fasilitas komunikasi. Resiko yang berhubungan dengan 802.11 hasil dari satu atau lebih serangan-serangan ini. Konsekwensi dari serangan ini termasuk, tapi tidak terbatas pada, kehilangan informasi penting, biaya hokum dan recovery, citra ternoda, kehilangan layanan jaringan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar